5.4.13

Si Bungsu Yang Keparat

Bungsu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, itu artinya, anak yang terakhir, anak yang termuda. Ah, tidak, jangan menyulut api dalam sekam, saya tidak sedang membicarakan adik saya, ini soal gigi, gigi bungsu yang keparat, yang beberapa hari ini memberi warna pada hidup saya, warna hitam, atau apapun yang menggambarkan kelam.

Gigi bungsu, sejatinya adalah gigi geraham terakhir yang akan tumbuh ketika kita memasuki usia 18-25 tahun, saat rahang sudah mencapai pertumbuhuan sempurna, sehingga gigi geraham baru yang letaknya paling belakan, memungkinkan untuk tumbuh. Saya juga tidak begitu mengerti ya kenapa harus ada gigi geraham bungsu yang keparat ini, sama seperti tidak tahunya orang-orang akan fungsi dari usus buntu, yah, tapi semua organ pasti ada fungsinya kan, mungkin tidak sekarang, mungkin sangat berfungsi di masa yang sangat lampau, atau masa depan, bukti teori evolusi?. Tapi menurut para orang-orang yang mengakui dirinya ahli sih, gigi geraham bungsu ini adalah peninggalan manusia purba dulu, maksudnya, ini gig geraham memanng mungkin tidak terlalu berguna sekarang, pada manusia modern sekarang, karena kita merasa sudah cukup dengan 2 gigi geraham saja kan? kita hidup nyaman sampai akhirnya pada medio 18-25 tahun kita di berikan fakta bahwa ada gigi geraham baru yang tumbuh, yang proses tumbuhnya sangat sakit, dan tidak sempurnya. Tapi, berbeda halnya jika kita hidup di masa lampau, di masa manusia-manusia purba hidup, kenapa? karena kalau di bandingkan dengan cara makan manusia modern seperti kita, tentu berbeda ya, satu contoh saja, kita hidup nyaman dengan 2 gigi geraham saja, karena mungkin manusia modern terbiasa memakan makanan yang lembek, beda halnya manusia purba, yang makanannya pasti keras, karena belum ada teknologi panci presto, kan? tentu gigi geraham akan memudahkan mereka untuk makan, selain itu, mungkin karena makanan mereka yang sangat keras itu ya, jadi gigi mereka, si manusia purba ini banyak yang padah gitu, dan jika sudah demikian, kan gigi geraham yang baru akan sangat berguna bila ia tumbuh, akan mendorong gigi depannya bergerak maju, dan giginya jadi rapat lagi, dan dia tidak ompong, dan bisa menarik perhatian lawan jenisnya, hehe.

Nah, itu, gigi geraham bungsu itu, sekarang mulai tumbuh kayanya di gigi saya, prosesnya itu, aduh, sakit sekali, lebih sakit mungkin dari sakit hati, menyanggah pernyataan Meggy Z itu. Hari ini, seperti puncaknya, semoga begitu, karena saya tidak tahu lagi saya harus apa jika ada yang lebih sakit lagi. Seharian ini saya cuma di kamar, ini tidur, tiada ingin saya keluar kamar, ini sakit sekali, membuat saya malas. Kenapa ga ke dokter?, pertanyaan bagus, saudara Mahmud, karena saya sudah berpikir itu sebelumnya. saya meupakan orang yang malas ke dokter, karena saya pikir, ah, nanti juga sembuh sendiri, begitu, tapi karena ini sakit sekali, dan beberapa hari lagi saya ada interview, maka, saya ingin konsultasi ke dokter, biar cepat sembuh, niatnya. Tapi berhubung saya mencoba mencari informasi dulu di internet tentang sakit ini sebelum ke dokter gigi, saya mengambil keputusan untuk membatalkannya saja ah. Kenapa? karena menurut internet, penanganan awal pasti di suruh Rontgen, untuk mengetahui, posisi gigi saya, trus di cabut, iya gitu aja, biaya cabutnya yang ga biasa, karena pencabutan gigi bungsu ini ga biasa, jadi biayanya agak mahal, kata dokter di internet sih gitu, "agak" katanya, yang membuat saya ingin menampar itu dokter karena ternyata "agak" dia itu berharga Rp 1.500.000,, dan normalnya memang segitu, diatas satu juta kayanya, yang membuat saya berkata kampret dalam hati.

Untuk seorang mantan mahasiswa yang masih belum mendapatkan kepastian seperti saya, itu biaya yang besar sekali, kecuali kalau saya berada di rumah sana di Jakarta, mungkin tak pakai pikir. Ya, akhirnya biar ditahan sajalah ini sakit bangsat, biar, sampai mana dia bisa membuat saya sakit.

Cepatlah tumbuh, si bungsu, cepatlah besar, karena kau telah membuat saya menderita, karena kau keparat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar